Tahun 2009, waktu masih tinggal di Kabanjahe, aku diundang
tetangga untuk ikut acara di rumahnya. Bukan acara hajat, tapi promo produk
(sebut saja lah ya) Tupperware. Nama acaranya “home party”. Saat itu, beberapa
member Tupperware datang ke non-member
yang memperolehkan rumahnya jadi tempat party (baca : promosi). Si empunya
rumah mengundang tetangga kanan-kiri untuk datang. Terhitung salah satu tetangga
dekat, aku diundang.
Saat itu aku masih baruuu saja ganti status dari perempuan
karir ke ibu rumah tangga. Juga belum lama tinggal di Kabanjahe. Segalanya
masih serba adaptasi. Jadi, baiklah kuputuskan datang. Itung-itung sosialisasi
sebagai warga baru di perumahan Sarinembah.
Dan di situlah aku. Untuk pertama kalinya di acara ibu-ibu, di acara promosi
produk rumah tangga.
Jadi dalam hati saat itu aku berseru-seru : Oh tyidaaaaxxx!!! (dalam hati doang, ga berani di mulut, takut ditimpuk yang punya rumah kekekeke). Pinjem bahasa Jakerda : nggak gue bangeeet
dah. Oke oke oke, dulu juga sering sih
dateng ke acara-acara yang "enggak gue banget". Tapi posisiku bukan
peserta, bukan terlibat.. aku hanya "orang luar" yang datang/diundang
atas nama pekerjaan. Ya maklum, meski sudah termasuk golongan ibu-ibu rumah tangga, tapi hati
belum full di situ xixixixi.
Perasaan “nggak gue banget” juga masih kuat ketika diundang
ke acara promosi “blender ajaib” di rumah salah satu tetangga. Blender ajaib mah istilahku aja karena aku
lupa nama produknya. Itu lho blender serbaguna yang harganya juga ajaib hihihi.
Memang yaa.. ibu-ibu adalah pasar empuk aneka macam produk, termasuk produk
kosmetik (Apalagi produk ini… produk mbak-mbak/ibuk-ibuk banget kan…
*pertanyaan retoris :D)
Nyatanya, aku juga terdampar di acara promo salah satu
produk kecantikan yang juga digelar di salah satu rumah tetanggga. (Baru sekarang deh mikir, perumahan Sarinembah
kayaknya emang “seksi” banget buat ajang promo). Waktu itu aku lagi buncit tua.
Sebenere males, tapi demi asas rukun tetangga, jadilah aku datang. Sengaja
datang telat, plus maksa duduk di pojok belakang. Alih-alih ndengerin bla-bli-blu
si presentator, aku pilih ngobrol atau sekedar lihat-lihat katalog di mana
nggak ada satu produk pun yang bikin aku pengin beli. Melengkapi datang telat,
aku pulang duluan.
Eh gue gitu lho…nggak hobi dandan, meyakini mitos kecantikan,
dan menganggap belanja kosmetik ada kesia-siaan. Jadih, lebih serius dari
alasan “nggak gue banget” di home party Tupperware. Di acara ini “nggak gue
banget”-nya menyangkut ideologi. Kalaupun saat kuliah juga pernah jd retailer
salah satu produk kecantikan, … kuanggap itu sebagai cacat sejarah.
(Welleh-welleh pangkat lima belas deh)
Oh ya, merk produk kecantikan yang dipromosikan di acara itu
adalah …. Treng treng treng… ORIFLAME!
Tapi, apa sih yang tidak berubah di dunia ini selain
perubahan itu sendiri? (Wuih, contek filsuf mode on). Tahun berganti. Medio 2011, gara-gara
tawaran teman yang datang tepat saat aku lagi pengen ngerti “bisnis online”, aku
justru jadi member Oriflame di grup dBC Network. Waktu itu tertarik coba ya karena iming-iming "online marketingnya". Apapun alasannya, ini mungkin bisa pake pepatah lama "menjilat ludah sendiri".
(Hiiiih, jijai).
Dan seperti yang aku tulis di “Gengsi Segede Gaban”, nggak hanya
gabung terus muntaber (mundur tanpa berita), aku justru malah go on dengan
bisnis ini. Mungkin memang benar pepatah “tak kenal maka tak sayang.” Dulu aku
nggak kenal, nggak mau kenal, tapi akhirnya ada hal-hal yang membuatku mau kenal, dan bahkan mau
terlibat lebih dalam.
Masih serasa percaya nggak percaya, hari ini aku membuat “home
sharing” di rumah kontrakanku. Promo produk Oriflame plus demo dandan. Tapi
berhubung aku sebagai empunya acara, jadi bukan aku deh yang didandani ..
padahal ngarep xixixixi. Seperti cakram film di-rewind, aku ingetttt bagaimana
dulu aku sekedar datang karena males. Sesuatu yang membuatku “legowo” apapun
yang akan terjadi pada acara perdana ini.
Sebenarnya sedari lama sudah dikomporing eyang
Astriani untuk bikin home sharing. Tapi waktu itu banyak alesan : nggak bisa,
belum pernah, nggak bisa ndandanin dll… Apapun itu adalah ALASAN! (Sekarang sih makin yakin : kalau bener-bener niat, pasti ada
jalan kok).
Gara-gara merasa memang sama sekaliiiik nggak
punya kemampuan make – up (bisanya pulas-pulas lipstick doaang. Itupun kalo
diminta saran sama customer “warna lipstick
apa yang cocok buat bibir/warna kulitku?”
GUBRAK, gak bisa jawab! Apalagi pulas-pulas eye shadow, blush on… Ini
memang beauty consultant yang jauh dari status kredibel :D.
Tapi baiklah, aku sudah niat nggak akan
setengah-setengah lagi. Wong kerjaan keren begini jeuuu. Kalo lihat video-video
meeting Oriflame itu, keren kali loh. Walau bukan keren meeting yang paling bikin aku bertahan di bisnis ini.
Tapi keren manfaatnya itu lhoooo… Sebagian sudah kurasakan.
Dengan niat nggak akan setengah-setengah, aku jadi ingin belajar ilmu make – up. Ya
walaupun ilmu dasar dulu.. masak pake blush on aja nggak bener :D. Sempat mikir
untuk kursus singkat. Tapi belum-belum
aku sudah ciut. Waktunya itu lho… Ale mau dititipin siapa. Kalau diajak jelas
nggak bisa. Ngapain enggak belajar sama ibu-ibu sekitar saja, toh mereka selama
ini konsumen setia. Malah lebih bermanfaat.
Mbak Astri kirim file “cara bikin home sharing”
dalam bentuk zip. Tapi entah kenapa, berkali-kali kucoba di lapiku tetap ga
bisa. (ya begene nih kalo ibuk-ibuk gaptek :D). Sampai-sampai Mbak Astri tag
aku artikel sejenis yang ternyata sudah ada di facebook.
Oke, tanggal direncanakan pertengahan bulan. Karena
saat Mbak Astri juga sudah bersedia untuk datang kalau temen-temen di Solo mau
bikin home sharing. Dan mbak Astri kasih
tanggal 24/25 November. Jadi, aku rencanakan bikin home sharing duluan.
Maksudnya siiih, sebagai leader ya mesti Ing Ngarso Sung Tulodho gitu.. Tapi
rencana tinggal rencana, sepulang Leader Meeting dari Jakarta, beliau sakit.
Jadi pendinglah acara di Solo.
Aku juga jadi re-schedul. Apalagi saat itu nggak
segera dapet tukang salon. Jadi, akhir bulan saja-lah, sekalian nunggu katalog
bulan Desember yang sudah kupesan ke mbak Tresna, koodinator dBCN Medan. Tapi
ternyata, sampai awal minggu ini, katalog belum juga dikirim. Mungkin mbak
Tresna sibuk karena ketika kutanya jawabnya “sabar ya..”. Ya namanya orang
nitip, masa mau ngedumel. Kualat ntar..
Tapi aku nggak mau nunggu sampai bulan depan.
Karena Desember, orang sini pasti sudah sibuk Natalan. Aku sempat usaha pinjem
katalog ke stokist Oriflame di Siantar. Hasilnya : ditolak, dengan alasan: beda jaringan.
Aku makluuuum banget kok, kuusir godaan rasa gondok. Tapi hal itu bikin
aku bertekad, nggak akan segan-segan bantu crossline (kalau ada yang butuh
bantuan – dan aku bisa bantu). Beda jaringan, toh sama-sama Oriflame.
Walaupun nggak ada katalog Desember, the show must
go on. Masalah katalog selesai, eh ganti
bingung nentuin waktunya. Mau sore
khawatir hujan. Lagian target peserta kebanyakan IRT juga, plus sebagian mereka
adalah ibu-ibu yang suka jemput anaknya pulang sekolah (depan rumah kami ada
SMP dan SD Katolik). Jadi kuputuskan jam 10 saja. Tukang salon (Kak Emi)
tadinya minta jam 13.30, tapi akhirnya oke Kamis (29/11) jam 10 WIB. Saat itu
aku juga kontak-kontakan dengan Novi, dBC-ers baru yang tahu nomor HPku dari
forum web dBC. Dia bisa kalau Kamis jam segitu.
Tsssah… aku bisa
sampai sejauh ini. Buat orang lain mungkin bukan apa-apa. Tapi buatku ini
pembuktian bahwa aku bertanggung jawab dengan pilihanku, bersedia mencoba
hal-hal baru –yang kontras sekalipun, dan tidak setengah-setengah lagi
menjalani pekerjaanku. Cerita tentang situasi home sharing-nya ada di PART DUA yaaa..
GO SM!!!
----------------------
Lisdha
www.onlineproduktif.tk
Telp/sms/whatsapp : 087892030743
Facebook : Lis "Lisdha" Dhaniati / forlisdha@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar