Sabtu, 17 November 2012

Arisan dan Tawaran.. Mirip tapi Beda

pic source : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIrGmfu4NOwB7hgC02EdW2saXTRFi4H4KhuvGAhlkoyu6A3kSji0P963WtXIDMcYMxncAV3Bxp2Tbr2qccSMGNQ4PAAqI1t6QH3dJ2RNuG3YFX6Y4pkia54h-9UcVrOf60CQTxiGSPKyw/s1600/arisan.jpg





Arisan



Entah sejak kapan sejarah arisan bermula. Yang jelas, banyak banget kelompok maupun jenis arisan. Arisan ibu-ibu, arisan keluarga, arisan karyawan, arisan panci, arisan sprei, arisan sepeda motor,....katanya ada juga arisan brondong -pesertanya para tante-tante kesepian. Hih, bener gak yaaa?

Seingatku sih, seumur hidup baru sekali ikut arisan. Yakni setelah jadi ibu rumah tangga (mau ga mau, arisan memang salah satu stereotipe ibuk-ibuk yak :D). Waktu itu tahun 2010 dan masih tinggal di Kabanjahe. Ibu-ibu kompleks berinisiatif untuk mengadakan arisan. Lupa berapa nominalnya. Sistemnya bukan kocokan, tapi sudah diatur dari awal berdasarkan kesepakatan. Si A mau dapat bulan pertama, si B bulan kedua, si C bulan ketiga dan seterusnya. Waktu itu aku pilih bulan Juni, yakni bulan perkiraan aku melahirkan.

Walau biaya rumah sakit sudah ditanggung perusahaan misua, tapi kelahiran bayi nggak cuma butuh biaya persalinan doang kan? Itung-itung nabung sembari silaturahmi dengan tetangga. Toh ini bukan arisan yang tiap ngocok kudu jadi tuan rumah pertemuan yang berarti duit arisan ya buat biaya pertemuan.

Pernah sekali waktu baca blog orang dan dia mengritisi sistem arisan yang menurut dia nggak menguntungkan secara ekonomi. Sebab, peserta pertama maupun terakhir akan mendapatkan nominal uang yang sama. Padahal, inflansi jalan terus. Artinya,  nilai uang saat pertama dengan terakhir dapat sudah beda. Yang rugi ya yang terakhir dapat…

Jelas saja tulisan tersebut langsung dapat komentar pro kontra. Secara matematis memang sangat benar. Tapi, arisan bukan melulu urusan ekonomi toh.. lebih sering malah sebagai sarana silaturahmi. Atau kalau di film Arisan-nya Nia Dinata… aspek arisan lebih kompleks lagi.

Oh ya, aku baca blog itu karena googling dengan keyword “sejarah arisan”. Tertarik tau sejarah arisan gara-gara bulan ini aku ikut arisan lagi. Arisan Rp 20 ribu per 10 hari. Arisan yang ada gara-gara seorang tetangga bilang pengin beli tikar. Lalu, dia tiba-tiba bilang soal arisan. Rp 20 ribu per 10 hari means Rp 2 ribu per hari. Jajan anak-anak sudah lebih dari Rp 2 ribu sehari. Jadi kumpulan emak-emak pada langsung deal deh..  Dapet 10 emak-emak yang sepakat arisan. Nggak pakai lama, minggu depannya (tanggal 10) sudah langsung tarikan dan sekalian kocok.

Tradaaa… ternyata aku dapat pertama kali. Tapi uangnya nggak aku buat beli tiker sih hihihi. Dan gara-gara uang Rp 200 ribu di tangan itu aku jadi penasaran dengan sejarah arisan. Tapi guglingku tidak membuahkan hasil (ya maklum, cuma menelusuri sampe page dua ajah..)

Tawaran
Dalam arisan yang aku tahu, peserta pertama hingga terakhir akan mendapatkan nominal uang yang sama.  Tapi di Pematangsiantar ini aku jadi tahu sistem “arisan berbunga” yang lazim disebut tawaran.  Entah deh, di daerah luar Sumut, ada nggak arisan seperti ini. Aku baru tahu di sini.

Orang setempat  nggak menyebut “arisan berbunga”, itu istilahku sendiri. Aku pakai istilah itu karena peserta yang mendapat giliran terakhir akan mendapatkan jumlah uang paling besar daripada peserte-peserta sebelumnya dengan adanya tambahan “tawaran”.

Disebut tawaran karena memang setiap tarikan ada proses tawaran. Hampir mirip dengan lelang, yakni setiap peserta yang ingin mendapatkan uang arisan menawarkan “bunga”.  Uang arisan akan diberikan pada peserta yang memberikan penawaran bunga paling tinggi.

Ilustrasinya begini nih :

A, B, C, D, dan E sepakat untuk tawaran dengan nominal pokok Rp 100 ribu / bulan. A bersedia ditunjuk sebagai pemegang arisan. Oleh sebab itu, tanpa harus menawar, di bulan pertama A akan mendapatkan uang arisan. (Tapi bisa juga bulan pertama langsung tawaran).

Di bulan selanjutnya,  baru dimulai tawaran. Misal dengan ketentuan minimal tawaran Rp 10.000. Lalu :
·         B menawar Rp 11.000
·         C menawar Rp 12.000
·         D tidak menawar
·         E menawar Rp 13.000

Maka “pemenang” bulan itu adalah E. Dan sampai habis bulan arisan, E harus membayar Rp 113.000 (Rp 100.000 uang pokok + Rp 13.000 uang tawaran). Sementara yang belum "menang", bulan tersebut hanya membayar sejumlah uang pokok (Rp 100.000).

Demikian seterusnya sampai habis bulan. Penawaran dilakukan secara rahasia, yakni setiap peserta memberikan kertas/info pada pemegang arisan. Setelah semua tawaran terkumpul, dengan disaksikan anggota arisan, masing-masing tawaran akan dibuka dan dicek siapa penawar tertingginya.

Dengan cara ini, peserta terakhir akan mendapatkan uang pokok plus tawaran dari masing-masing peserta yang duluan mendapat uang.  Sejauh cerita-cerita tetangga, tawaran jauh lebih kompetitif daripada menyimpan uang di bank. Juga berdasarkan cerita tetangga, aku menggolongkan tawaran dalam dua jenis : tawaran paguyuban dan tawaran komersial (ini istilah suka-suka aku yaa....hihihi).

Tawaran paguyuban yang dilakukan orang-orang sebagai sarana silaturahmi. Di sini pertemuan perkumpulan atas dasar kekerabatan masih kuat. Dalam tawaran jenis ini, “bunga” bisa tak terlalu tinggi. Karena toh, fungsinya lebih untuk tolong menolong.  Nilai positif tawaran di sini adalah nilai uang tetap terjaga hingga peserta terakhir.

Sedangkan tawaran komersil dilakukan dengan tujuan utama untuk mendapat dana cepat dan mudah. Kata tetangga, nilai tawarannya bisa heboh-heboh lho. Ada yang katanya berani menawar  sejumlah 50 persen dari nilai pokok. Bayangkan kalau nilai pokok arisan Rp 100.000 dan karena bener-bener butuuuh uang dia menawar Rp 50.000 agar dapat pertama. Artinya, sampai bulan habis dia harus membayar Rp 150.000! (Tapi ini hanya “kata tetangga” yaaa.. entah bener entah enggak). Biasanya para pedagang/pelaku usaha – lah yang berani perang tawaran ekstrim seperti ini. Toh pinjem ke rentenir juga sama aja..mungkin gitu alasannya ya..

Di satu sisi, sistem tawaran ini memang menguntungkan… karena lebih kompetitif dari bunga bank tadiii.. Di sisi lain, keamanannya sangat rendah.  Terutama jika diikuti oleh orang-orang yang kurang saling mengenal. Tanpa ikatan apa-apa, orang bisa dengan mudah kabur meninggalkan kewajibannya. Tapi yang begini-begini sih katanya jarang-jarang terjadi. Wallahualam yaaa…

----------------------------------------

pengin punya penghasilan tambahan?
pengin bisa nabung buat sekolah anak-anak?
pengin bisa kasih ini-itu ke orangtua?
kalau cuma pengin sih semua bisa
berusaha mewujudkan impian, itu luar biasa
yuk wujudkan impian bersama Oriflame - dBC Network
Klik gambar yaaa...

1 komentar:

  1. Assalamu'alaikum w.w...
    Kenalkan saya Tonnie Firdaus.

    Perkenankan saya ingin menyampaikan berita baik, yaitu penawaran Paket perjalanan Ibadah Umroh 9 hari, untuk :

    1. Periode 28 desember 2013, $ 1.870 /org. Hotel *4.
    2. Periode 15 Januari 2014, $ 1.670 /org. Hotel *3
    3. Periode 30 Januari 2014, $ 1.730 /org. Hotel *3
    4. Periode Februari 2014, $ 1.750 /org. Hotel *3
    5. Periode Maret 2014, $ 1.750 /org. Hotel *3
    6. Periode April 2014, $ 1.750 /org. Hotel *3

    Harga promosi : 17Jt /org (quard)

    SEMUA HARGA PAKET SUDAH TERMASUK :
    - Perlengkapan Umroh lengkap Pria & wanita (Koper, ikhrom, mukena bergo, buku do'a dan seragam)
    - Tiket pesawat (ekonomi)
    - Pembimbing Umroh (selama di tanah suci)
    - Air zam-zam 10 lt / jamaah
    - Ziarah ke tempat2 sejarah
    - Manasik Umroh
    - Airport tax dan handling bandara

    *) Program jadwal, Hotel, pesawat dan Harga DAPAT BERUBAH sewaktu-waktu, menyesuaikan situasi dan kondisi reservasi tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

    Sampaikan juga berita baik ini kepada teman2 dan kerabat saudara.
    Semoga ini menjadi kebaikan dan berkah untuk kita semua..Amiin..amiin..Yaa Robbal alamiin

    Wassalamu'alaikum w.w.

    Tonnie Firdaus
    - 087 882 889 709
    - 0813 1527 2348

    BalasHapus