16 Bulan di Oriflame dBCN

Ini tulisan copas dari note saya di facebook. Saat itu bulan September. Jadi kalau sekarang sih sudah 18 bulan ya... Well, tapi intinya sama kok :)
-----------------------------------------------------------------

Bulan September genap 16 bulan saya bergabung di dBCN. Trus sudah di level manaaa? Emmhh,  kalau meneruskan baca ini, Anda tidak akan menemukan “cerita hebat” berdasarkan pencapaian level atau bonus-bonus. “Cerita hebat” sengaja dalam tanda kutip ya.. Mengapa? Karena buat saya sih “cerita hebat” nggak harus berdasar pencapaian level atau bonus.

Tapi di saat banyak member yang pada muntaber (mundur tanpa berita) ketika belum mencapai impiannya, saya merasa hebat bisa bertahan sejauh ini *Ge-eR dot com. (Kamu bukan hebat, tapi bodo…. Ya terserah lah mau dibilang apa..)

Mungkin temen-temen pernah/sering liat promo para dbc-er yang “pamer” penghasilan jutaan, puluhan, bahkan ratusan juta dalam waktu nggak terlalu lama. Seperti Jeng Nadia atau Mbak Dini yang sudah netto lebih dari seratus juta per bulan di enam tahun usia dBCN. Atau eyang upline saya, drg Astriani Karnaningrum yang sudah tembus Rp 40-an juta per bulan dalam waktu 3,5 tahun (sama Jeng Nad dan Mbak Din saya nggak kenal langsung, ketemu muka juga  belum pernah karena saya hampir tidak pernah ikutan acara offline dBCN. Tapi sama Mbak Astri, saya sering komunikasi, bahkan datang langsung ke rumahnya di Jogjakarta).

Well, meski belum sefantastis mereka, banyak member dbcn yang sudah dapat jutaan dalam waktu singkat. Banyak kok yang bisa mencapai posisi Senior Manager (pendapatan Rp 4-7 juta/bulan) dalam waktu kurang dari 6 bulan (dengan start bonus hanya puluhan-ratusan ribu di bulan pertama). Artinya, nggak sampai setahun penghasilan sudah berlipet-lipet. (Kantor mana yang naikin gaji berlipet2 dalam setahun? Kalaupun ada, pasti jarang. Salah satunya ya “kantor” Oriflame)

Trus saya sendiri? Level berapa di bulan ke-16 ini?

Pencapaian tertinggi adalah level 15% di bulan ke-13 dan bertahan di bulan ke-14. Namun, kemudian turun ke level 12% di bulan ke-15 dan ke-16 (September 2012 ini). Bonus tertinggi adalah bulan ke-14 (Rp 1,2 juta). Di bulan ke-13, meski juga level 15%, namun bonus saya hanya 600-an ribu karena pada saat itu, “cucu” saya Mbak Tatik sama-sama berada di level 15%. Bahkan saat itu bonus Mbak Tatik lebih dari Rp 1 juta. Adil kan? Kalau ada yang bilang upline selalu lebih untung dibandingkan downline, di oriflamme enggak tuh..

Yak, kemarin-kemarin sih masih suka mellow yellow : sediih kok level nggak naik-naik, cuma bisa mupeng sama mereka-mereka yang melesat. Ragu, kayaknya  ini kerjaan emang nggak cocok buat saya (jaaaaah, dari awal gabung dulu juga sudah tauuuu kok kalau ini emang bukan “kerjaan yang cocok”).  Parah lagi ada perasaan gagal. Karena, saya sepakat dengan kata “eyang” Astriani, bahwa pada akhirnya bisnis Oriflame ini intinya bukan jualan kosmetik, tapi leadership. Maka ituuu, saya jadi merasa gagal membina jaringan saya (yang sebetulnya armadanya sudah cukup gede tapi banyak yang bobo manis :D)

Tapi “kegagalan” ini justru membuat  saya makin tertantang. Juga mengakui dan mengalami kebenaran-kebenaran dasar dalam berbinis. “Kegagalan” ini semakin memperjelas KACA yang kemarin-kemarin masih buram tertutupi segala macam excuse itu.

Jadi makin jernih NGACA-nya. Dan dari blog Mbak Dini Shanti, ngaca ada ilmunya. Selalu gunakan dua kalimat introspektif tiap kali ngaca.


What did I do wrong?
How can I make it better?

Yak.. bersyukur sih, tiap kalau mellowyellow bin galau saya nggak malah menjauh. Tapi saya suka goggling ke web para dbcn-ers yang berhasil, atau baca buku motivasi/inspirasi, dan satu hal yang pasti kembali meyakini bahwa TUHAN punya rencana yang hebat bagi diri saya. Saya yakin “masa depan sungguh ada dan harapan tak akan hilang”. Saya yakin saya diciptakan untuk sebuah tujuan baik dan menjadi pemenang, bukan pecundang.

Daaan yang namanya “menjadi” itu pasti butuh proses kaaan? Apalagi “menjadi” sesuatu yang bagussss. Patung pahatan dari batu asli tentu butuh proses lebih lama daripada patung cetakan dari semen atau gypsum. Bahkan, mie rebus dari mie telor butuh proses lebih lama dari mie instant. Ya gak?

Then, saya ngaca.. well, saya ini tadinya orang yang sama sekali nggak punya mindset bisnis, yang pernah anti sama kerjaan marketing, yang kalau mengerjakan sesuatu sukanya hangat-hangat tahi ayam, yang sama sekali bukan Mrs perfeksionis tapi malah medioker, yang gabung dBCN hanya karena coba-coba, yang dengan yakin bilang "ini bisnis enggak aku banget" (tapi nekat coba gara-gara pengin ngintip ilmu internet marketingnya :D).


And so?? Nggak layak banget deh kalo protes karena lambatnya karir di dBCN.

Karena setahun ini saya memang bisa dibilang nggak langsung running. Tapi mindset saya yang lagi dibentuk. Dan mindset itu pelajaran dasar, basic, elementary, pondasi.. apa lagi-lah istilahnya. Ibaratnya, saya nekat ikut lomba lari sementara lari aja belom bisa. Jadinya, ketika orang lain sudah lari, saya masih kursus “bagaimana cara berlari”. Kursus paket lengkap teori sama praktik. Tapiii, ya itu, kadang bolos kursus dengan segala macam excuse. So?? Wajar dongg kalau nggak dapat kata “wow” buat prestasi saya.

Well, teman-teman yang seangkatan atau bahkan “adik-adik” angkatan did BCN sudah banyak yang melesat di depan. Bukti bahwa di MLM yang iniiii, gabung duluan ga menjamin berhasil duluan. Mungkin sebagian orang akan berpendapat bahwa saya “gila” karena tetap bertahan di sini.  Tapi kegilaan sering dibutuhkan untuk menuju keberhasilan kan? Karena bukan soal seberapa saya sering jatuh, yang terpenting apakah saya mau bangun dan kembali berlari. Bukan soal saya pernah lambat, yang terpenting adalah saya mau belajar untuk berlari cepat menuju tujuan. Bukan soal saya bodoh dan nggak ngerti banyak hal, yang terpenting adalah saya mau belajar.

Rock your self, then you can rock others.

Lisdha
HP 087892030743
www.onlineproduktif.tk