Sabtu, 09 Februari 2013

Tersangkanya adalah.... MATA



Sudah seminggu belakangan, saya sering sakit kepala. Nyaris setiap hari sakit kepala, plus tegang di bagian tengkuk, bahkan kadang sampai pundak. Pernah dengar, entah bener enggaknya, tegang di tengkuk dan pundak adalah salah satu gejala kolesterol tinggi. Hwedeeeh, masa sih, kolesterol tinggi, secara saya buka penggemar makanan yang berlemak-lemak. Bahkan, saya merasa kekurangan nafsu makan.. nah lho..

Anehnya, sakit kepalanya biasa muncul menjelang sore hari. Berhubung sebelumnya saya hanya sekali-sekali sakit kepala, sakit yang hampir tiap hari begini rasanya sungguh tak nyaman. Mau ngerjain hal-hal yang nggak harus pakai mikir (misal nyuci piring atau nyapu lantai) saja nggak enak. Apalagi ngerjain urusan yang kudu pakai mikir (misal cek kerjaan oriflame atau nulis cerita). Juga gampang emosi. Padahal, namanya punya anak batita, kadang si kecil mau ini itu nggak paham kondisi bundanya yang lagi pening.

Selama sakit kepala rutin ini saya hanya mengonsumsi paracetamol 500 mg 1 butir, yakni ketika sakit kepala rasanya tak tertahankan. (Duuh, kalau sakit begini saja sudah sambat (ngeluh) nggak karu-karuan, gimana mereka yang sedang berjuang dengan sakit kanker, lupus, AIDS, TBC –dan penyakit2 berat lainnya--, kiranya Tuhan memberi mereka kekuatan).  Itu saja obat yang saya telan, selebihnya saya pilih tidur. Bersyukur, karena nggak tidur siang, si Ale juga jadi cepet tidur malam. Jam 8 malam bisa sudah pules dan emaknya ikutan tidur.

Memang, bangun pagi kepala sudah ringan. Tapi, jadi buanyaak kerjaan yang tertunda. Sebab, biasanya saya pakai waktu malam hari setelah Ale tidur untuk buka laptop. Entah itu cek email, bales email, sharing artikel/motivasi untuk downline2, cek AR, ikutan training online dll). Gara-gara mumet, semuanya jadi kepending. (Dooo, maaaf yaa acucitkuuuh).

Semula saya kira, sakit kepala dan tegang tengkuk itu karena hormon pre-mestruasi. Tapi ternyata, setelah mens-nya lewat, sakit kepalanya tetap. Jadi, mulai deh saya curiga sama tekanan darah dan komposisi darah (apalagi pasca-mens). Saya memang punya riwayat tekanan darah rendah dan kurang darah. Riwayat tekanan darahnya emang nggak rendah-rendah amat sih, tapi pernah sampai 100/80. Terus, dari HB darah normal 12-14, saya pernah 10. Saya tahu itu saat hendak donor darah dan gara-gara HB rendah saya ditolak. Mungkin itu sekitar tiga atau empat tahun lalu. Sejak saat itu, saya yang semula sempat rutin donor jadi nggak pernah lagi berbagi darah.

Tapi saya nggak mau menerka-nerka lalu langsung minum obat. Nggak mau pula membiarkan sakit kepala ini berlarut-larut karena memang terasa sangat mengganggu. Jadi, kemarin sore saya putuskan ke dokter. Tekanan darah 110/80 (not so bad). Sayangnya nggak ada alat cek HB darah. Tapi dari pemeriksaan fisiologis (kulit dan mata nggak pucat, tangan kaki nggak dingin), dokter bilang kemungkinan Hb saya normal. Ataupun kalau kurang, nggak terlalu jauh dari batas normal.

Pas mau lihat mata saya, saya kudu lepas kacamata dong. Dan dari situlah dokter bertanya-tanya tentang lensa saya. Yeaiii, lensa kacamata memang tak ada masa kadaluwarsa. Tapi siapa tahu minus saya sudah bertambah dan perlu ganti lensa. Karena mata yang bekerja terlalu keras, bisa bikin pusing juga loh. Saya ingat-ingat, sejak pertama kali pakai kacamata, sekitar lima tahun lalu, saya belum pernah ganti lensa. Kalau frame sih sudah beberapa kali ganti. Lima tahun? Gubrak, dokternya rada kaget hehehe. Lha tapi sejauh ini saya masih merasa nyaman-nyaman saja dengan lensa ini. Kalau buat melihat masih jelas-jelas saja. Makanya, sejak mulai pusing, saya nggak kepikiran soal kacamata.

Jadi sore itu saya nggak dikasih macam-macam obat sama dokter. Hanya dikasih vitamin dan obat pereda rasa nyeri. Saran : segera cek mata. Kalau dari pemeriksaan mata menunjukkan bukan itu penyebabnya, baru nanti telusuri kemungkinan lain.

Jadi, sejauh ini, mata jadi tersangka. Untuk mengetahui bener enggaknya, ya kudu tunggu periksa. Dan itu akan saya segerakan. Sakit kepala itu nggak enak… ngapain nunggu lama-lama untuk tahu sebabnya.

3 komentar:

  1. lha, lima tahun sekali ganti? Aku ga gati kalo ga pecah he he he. Kalo ada yg jual Oxy, di rimbang aja coba pake OXY, so far manjur tuh...(manjur ga nambah maksudnya)

    BalasHapus
  2. kata dokternya begitu mbak...heheheh... kayaknya pernah lihat stockist oxy deket rumahku. tp saiki wis tutup.

    BalasHapus
  3. Lucky Club - Get Lucky Club Casino Sites & Bonuses
    Lucky Club Casino is one of the most prestigious and reliable online casinos with over 100 000 games built-in for players in luckyclub.live Asia, Europe,

    BalasHapus